Mesjid Manonjaya secara administratif terletak di Kampung Kaum, Desa Manonjaya, Kecamatan Manonjaya. Lokasi masjid sangat mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua dan empat. Mesjid Manonjaya dibangun pada tahun 1832 berkaitan erat dengan Sejarah Kerajaan Sukapura dan proses berdirinya Ibukota Tasikmalaya.
Hingga kini mesjid atau disebut “kaum” masih berdiri megah. Kondisi keaslian bangunannya masih tetap terjaga dan terawat. Digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan. Menurut cerita, kedua menara atau kubah (menara pelangan/laki-laki dan menara pawadonan/perempuan) dengan mahkota antiknya masih seperti bentuk aslinya. Kedua mahkota yang pada puncaknya berbentuk kuncup bunga merupakan hasil pemberian Syeikh Abdul Muhyi dari Goa Pamijahan sekitar abad ke-18 M. Kedua kubah “kaum” ini mempunyai makna tersendiri. Kubah Pelangan, dibawahnya khusus tempat beribadah kaum laki-laki, sedang di bawah Kubah Pawadonan tempat ibadah perempuan. Selain sebagai tempat ibadah, juga sering dipakai sebagai tempat nikah warga Manonjaya dan sekitarnya. Bahan kubah terbuat dari keramik berasal dari Kawasem Jawa Tengah. Mesjid Manonjaya dengan konnstruksi beton yang kokoh dan berarsitektur campuran budaya Islam (Timur Tengah) dan Eropa. Mesjid ini mampu menampung jamaah sebanyak 5000 orang. Denah bangunan persegi panjang dengan serambi depan yang luas dan memiliki banyak tiang penyangga. Dinding dari beton dengan motif hias bergalur dan bermotif flora.
Hingga kini mesjid atau disebut “kaum” masih berdiri megah. Kondisi keaslian bangunannya masih tetap terjaga dan terawat. Digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan. Menurut cerita, kedua menara atau kubah (menara pelangan/laki-laki dan menara pawadonan/perempuan) dengan mahkota antiknya masih seperti bentuk aslinya. Kedua mahkota yang pada puncaknya berbentuk kuncup bunga merupakan hasil pemberian Syeikh Abdul Muhyi dari Goa Pamijahan sekitar abad ke-18 M. Kedua kubah “kaum” ini mempunyai makna tersendiri. Kubah Pelangan, dibawahnya khusus tempat beribadah kaum laki-laki, sedang di bawah Kubah Pawadonan tempat ibadah perempuan. Selain sebagai tempat ibadah, juga sering dipakai sebagai tempat nikah warga Manonjaya dan sekitarnya. Bahan kubah terbuat dari keramik berasal dari Kawasem Jawa Tengah. Mesjid Manonjaya dengan konnstruksi beton yang kokoh dan berarsitektur campuran budaya Islam (Timur Tengah) dan Eropa. Mesjid ini mampu menampung jamaah sebanyak 5000 orang. Denah bangunan persegi panjang dengan serambi depan yang luas dan memiliki banyak tiang penyangga. Dinding dari beton dengan motif hias bergalur dan bermotif flora.
Lantai Bangunan ditinggikan ± 2,5 m dengan 6 anak tangga menuju pintu utama dengan melewati serambi bagian depan. Bangunan beratap genteng tampak seperti 2 bagian karena serambi yang bertiang 61 tiang, diapit oleh 2 menara beton berjendela dan berpintu. Bentuk tiang penyangga membulat dengan diameter ± 1,5 m dengan tinggi 5m. Menara memiliki 6 Jendela rangkap berdaun ganda berukuran ± 2m x 1m, terbuat dari kayu dan kaca.
Pintu ruangan bawah menuju berukuran ± 3m x 1,5 m. Pintu mesjid terbat dari kacadan kayu berukuran 3m x 1,20 m dengan daun ganda dan berventilasi pada bagian atasnya. Jendela mesjid berdaun ganda terbuat dari kayu berkisi-kisi dengan ukuan 2m x 1,5m. Lantai tegel merah berukuran 30cm x 30cm.
Lokasi: Kampung Kaum, Desa Manonjaya, Kecamatan Manonjaya.
0 komentar:
Posting Komentar